Bagi arsitek, merancang proyek korporat dapat menjadi milestone yang mampu mengangkat nama biro arsitektur. Selain bergengsi, proyek korporat pada umumnya bernilai tinggi dengan skala yang besar. Pada proyek korporat, khususnya di Indonesia, proyek semacam ini melibatkan banyak pemangku kepentingan yang memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Kompleksitas proyek yang tinggi memberikan beban pekerjaan yang tinggi pula dan perlu dipahami oleh arsitek, terutama bagi yang baru mulai merintis praktik profesinya.
Berikut ini adalah 3 kendalaarsitek yang sering terjadi dalam proyek korporat dan perlu Anda hindari.
1. Arsitek tidak memahami kepentingan owner
Pemilik proyek korporat, seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, memiliki kepentingan berupa corporate goals. Adapun kepentingan tersebut berorientasi kepada potensi proyek untuk menghasilkan laba, peningkatan pertumbuhan perusahaan, peningkatan market share, dan peningkatan produktivitas. Konsep ini perlu disadari oleh arsitek supaya rancangan yang dihasilkan tidak hanya memiliki konsep arsitektur yang ideal, namun juga harus membantu pemilik untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Arsitek tidak berhasil menyuguhkan konsep rancangan yang dapat dimengerti oleh owner
Arsitek sering kali kurang lihai dalam menjelaskan konsep bisnis yang diterapkan dalam rancangan proyek, padahal konsep ini adalah konsep dikenal dan diperhatikan oleh pemilik proyek. Sangat penting bagi arsitek untuk memahami jalan pikiran, keinginan, dan filosofi yang dimiliki oleh perusahaan maupun pemilik perusahaan. Dengan memahami pandangan pemilik, arsitek dapat menyampaikan konsep rancangan dan jasa yang diberikan dengan lebih baik kepada klien.
3. Arsitek lemah dalam segi pengawasan proyek
Masalah lain yang dijelaskan oleh Ir. Ciputra dalam makalahnya adalah kecenderungan arsitek yang lemah dalam mempertahankan kualitas jasa yang diberikan dalam keseluruhan pelaksanaan proyek. Padahal, hal ini sangat menentukan kualitas dari hasil rancangan yang terbangun nantinya. Seringkali, lemahnya pengawasan dari arsitek menyebabkan nilai bangunan menurun dari yang seharusnya. Arsitek harus dapat menjaga performa kerjanya dari awal hingga akhir proyek. Tidak hanya hingga proyek terbangun, sebisa mungkin arsitek memastikan performa bangunan setelah bangunan terbangun.
Bagi pengusaha, menggunakan jasa arsitek dalam pengerjaan suatu proyek dapat memberikan added-value pada karya yang akan terbangun. Arsitek memiliki kemampuan untuk menggubah program ruang, kebutuhan, dan permasalahan menjadi karya arsitektur yang bernilai tinggi. Oleh karena itu, sangat penting bagi arsitek untuk mempelajari kepentingan klien dari awal perancangan agar rancangan yang dibuat tidak hanya menjawab visi arsitek secara pribadi dalam berkarya, namun juga menjawab tujuan pemilik proyek dengan semaksimal mungkin. Perhatian pada potensi-potensi penyebab permasalahan ini dapat membantu kelancaran keberjalanan proyek dan membantu Anda menjalin relasi yang lebih baik dengan klien Anda